tingkat berfikir kritis ditinjau dari proses
keperawatan (pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, evaluasi)
berpikir kritis dalam asuhan keperawatan
a. pendekatan berpikir
kritis untuk pengkajian
dalam lingkungan
perawatan kesehatan yang kompleks sekarang ini, perawat harus mampu memecahkan
masalah secara akurat, menyeluruh, dan cepat. hal ini berarti bahwa perawat
harus mampu menelaah informasi dalam jumlah yang sangat banyak untuk membuat
penilaian kritis.
penting artinya bagi
perawat untuk belajar berpikir secara kritis tentang apa yang harus dikaji.
penilaian mandiri tentang kapan pertanyaan atau pengukuran diperlukan adalah
dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman klinik perawat (gordon,
1994).
b. berpikir kritis dan
proses diagnostik keperawatan
berpikir kritis adalah
pemeriksaan data, pengumpulan informasi dari literatur, pengorganisasian
pengamatan, dan penelitian atas pengalaman masa lalu (bandman & bandman,
1995). penggunaannya dalam perumusan diagnosa keperawatan adalah penting. pada
saat asuhan keperawatan meluas ke dalam berbagai lingkungan perawatan kesehatan,
makin banyak aspek berpikir kritis diperlukan dalam pertimbangan dan penilaian
diagnostic (gordon, 1994).
proses diagnostik ini
memadukan ketrampilan berpikir kritis dalam langkah-langkah pembuatan keputusan
yang digunakan perawat untuk mengembangkan pernyataan diagnostik (carnevali,
1984; carnevali & thomas, 1993). proses ini mencakup analisis dan
interpretasi data pengkajian, identifikasi masalah, dan merumuskan diagnosa
keperawatan.
c.
berpikir kritis dan merancang intervensi keperawatan
memilih intervensi
keperawatan yang sesuai adalah proses pembuatan keputusan (bulechek &
mccloskey, 1990). perawat secara kritis mengevaluasi data pengkajian,
prioritas, pengetahuan, dan pengalaman untuk memilih tindakan yang akan secara
berhasil memenuhi tujuan dan hasil yang diperkirakan yang telah ditetapkan
(gordon, 1994; gordon et al, 1994).
d. keterampilan
berpikir kritis dan pengimplementasian intervensi keperawatan
perawat membuat dua
jenis keputusan yang besar dalam proses keperawatan. proses diagnostik
menentukan kekuatan dan masalah klien saat pembuatan konklusi pengkajian dan
sepanjang fase diagnostic (bandman & bandman, 1994; mc farland dan mc
farlane, 1989). perawat kemudian menggunakan pendekatan metodis, sistematis,
yang didasarkan pada riset untuk merencanakan dan memilih intervensi yang
sesuai (bulechek & mccloskey, 1995; gordon, 1987, 1994).
peserta didik harus cermat memilih intervensi yang
dirancang untuk mencapai hasil yang diharapkan dan mengetahui perbedaan antara
intervensi perawat dan intervensi dokter.
e. revisi
rencana perawatan dan berpikir kritis
sejalan dengan telah
dievaluasinya tujuan, penyesuaian terhadap rencana asuhan dibuat sesuai dengan
keperluan. jika tujuan telah terpenuhi dengan baik, bagian dari rencana asuhan
tersebut dihentikan. tujuan yang tidak terpenuhi dan tujuan yang sebagian
terpenuhi mengharuskan perawat untuk mengaktifkan kembali urutan dari proses
keperawatan. setelah perawat mengkaji klien kembali, diagnosa keperawatan dapat
dimodifikasi atau ditambahkan dengan tujuan, hasil yang diharapkan sesuai, dan
intervensi ditegakkan. perawat juga menetapkan kembali prioritas. hal ini
merupakan langkah penting dalam berpikir kritis mengetahui bagaimana klien
mengalami kemajuan dan bagaimana masalah dapat teratasi atau memburuk. perawat
dengan cermat memantau dan deteksi dini terhadap masalah adalah pertahankan
garis depan klien (benner, 1984).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar