SIKAP UNTUK BERFIKIR KRITIS



Seorang pemikir kritis bukan orang yang dogmatis bukan pula orang yang ceroboh. ciri yang paling jelas dari sikap seorang pemikir kritis adalah keterbukaan pikiran dan skeptisme. karakteristik ini tampaknya kontradiktif bukannya saling melengkapi. di satu sisi, seorang pemikir kritis diharapkan mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda dari sudut pandangnya sendiri. di sisi lain, seorang pemikir kritis diharapkan mengenali klaim mana yang tidak memenuhi penyelidikan.
Menjadi seorang pemikir kritis, dengan kata lain, memerlukan lebih dari sekedar menguasai sederetan keahlian; ia membutuhkan semangat atau sikap tertentu. kadang semangat ini salah dipandang sebagai negatif semata. sungguh, manfaat utama penggunaan kata ‘kritis’ adalah untuk menunjukkan sebuah titik untuk menemukan kesalahan atau menilainya dengan besar-besaran. namun mengungkapkan kesalahan atau keburukan dalam penalaran sendiri atau orang lain hanyalah sebagian dari
berpikir kritis. seseorang harus menyuburkan skeptisme yang sehat bersama dengan kemampuan untuk berpikiran terbuka, khususnya saat mempertimbangkan sudut pandang yang bertentangan dengan diri sendiri. terlalu banyak skeptisme membawa pada keraguan atas segalanya dan tidak membawa kemana-mana; terlalu sedikit skeptisme membawa pada kecerobohan. kita tidak mesti terlalu menuntut sehingga kita menjadi yakin atau melakukan tindakan hanya bila kita mutlak tahu kalau kita benar. di sisi lain, kita tidak boleh menerima klaim semata karena orang yang membuat klaim tampak “normal” atau karena mayoritas atau para ahli atau host acara talk show mengatakannya.
akhirnya, sikap dari pemikir kritis harus ditandai oleh kerendahan hati intelektual. apapun yang pada akhirnya kita yakini harus dipandang bersifat sementara (tentatif). kita harus selalu siap memeriksa bukti dan argumen baru, bahkan bila pemeriksaan kita menemukan kalau keyakinan kita ternyata salah. singkatnya, kesombongan, seperti dicatat oleh
socrates, tidak menguntungkan pemikir yang kritis. walau begitu, seperti yang akan kita lihat, memiliki sifat yang benar belum cukup. ada banyak faktor yang membatasi atau menutupi keinginan kita untuk menjadi pemikir kritis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar